Jumat, 14 Juli 2017

Tuhan Yang menumbuhkan, taburkanlah!

BAHAN KHOTBAH 16 JULI 2017

Invocatio : Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. (Yakobus 5 :7b)
Ogen : Kejadian 3: 17-17 (Tunggal)
Khotbah : Yesaya 30: 19-24 (Tunggal)
Tema : Tuhan simpeturahsa, Erdangkenlah !

Khotbah
Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus. Pernahkah saudara berpikir bagaimana saudara menjalani hidup dari hari ke hari? Bagaimana saudara menjalani hidup berumahtangga misalnya? Bagaimana anak-anak saudara dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik? Kalau kita mau berfikir tentang itu semua ada kemungkinan besar kepala kita yang kecil ini, otak kita yang sangat kecil ini, tidak akan sanggup memikirkannya. Andai saja dia bisa berbicara, dia mungkin akan berkata “Tolong….. jangan paksa aku memikirkan semua itu! Aku tidak sanggup”. Mengapa? Jawaban terakhir yang kita dapatkan adalah, karena itu semua berada di luar kuasa kita. Atau mungkin ada diantara saudara sekalian yang bisa tau dengan jelas apa yang akan dia alami? Saya berani katakan, tidak mungkin. Karena apa? Rasul Paulus katakana “Hidup kita yang sekarang ini bukan kita yang punya. Melainkan siapa? Hanya Tuhan Yesus, Allah kita, Dia yang empunya hidup kita. Nah, jika demikian saudara apa yang harus kita lakukan terhadap hidup kita? Apakah kita harus menunggu sampai kita mendengar suara Tuhan menyuruh kita secara langsung? “hai anakku, pergilah bekerja sudah pukul 7 sekarang nanti engkau kena macet”. “hai anakku, pergilah ke pasar dan belanjalah karena persediaan panganmu sudah menipis”. “hai anakku, pergilah ke sekolah sekarang jika tidak nanti engkau terlambat”. Saudaraku ingat ini baik-baik, Dia yang berkuasa atas hidup anda adalah Allah anda, Tuhan anda, bukan SEKRETARIS anda. Allah itu bukan sekretaris anda yang harus mencatat setiap jadwal kegiatan anda dan mengingatkan anda tepat waktu. Tetapi siapa Allah itu? Saudaraku jika kita ibaratkan sebuah perusahaan, Allah itu adalah President Directur kita. Dia pemimpin dari hidup yang kita jalani.
Karena itu saudaraku Allah sendiri sebagai pemimpin hidup kita telah memberikan Tugas bagi kita untuk kita lakukan di dunia ini. Bahan bacaaan kita yang pertama Kej. 3:17-19 menjelaskan bagi kita bahwa manusia harus bersusah payah, bekerja, dan rezekimu dari tanah seumur hidupmu. Lalu saudara mungkin katakana, Lohh saya kan bukan petani, saya tidak bercocok tanam kok. Saya ini Guru, saya Pegawai di sebuah instansi, saya bekerja di Bank, gaji saya dari atasan saya, bukan dari tanah. Saudaraku, benar jika saudara demikian. Tapi jika kita mau menilisik lebih dalam lagi. Tenaga saudara untuk bekerja dari mana asalnya, bukankah itu karena saudara cukup makannya, makan apa? Makan nasi kan. Nasi darimana datangnya dari Beras yang tumbuh di tanah. Kalau begitu saudaraku bukankah benar apa yang Allah katakana dalam bacaaan kita di kitab kejadian tadi, bahwa Rezekimu dari tanah seumur hidupmu.
Saudaraku ketika Allah katakana rezeki, disitu Allah sebenarnya bukan berbicara soal materi yang akan saudara dapatkan. Tapi Allah lebih berbicara tentang segala hal yang menjadi kebutuhan saudara. Saudara butuh suami, butuh istri jadi pasangan hidup saudara. Dari mana Tuhan jadikan mereka? Tentu dari Tanah, dari debu tanah. Saudara sudah menikah, pengen punya anak, dari mana Tuhan jadikan? Tuhan membentuknya dari Debu Tanah. Saudara butuh Rumah, butuh bahan bangunannya, batu bata, pasir, besi-besinya, darimana asalnya? Dari dalam Tanah.
Namun sering kali saudaraku, karena Teks ini berbicara setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka kebanyakan orang berpikir bahwa, Tugas yang Tuhan berikan itu adalah kutukan atas dosa yang dilakukan manusia pertama. Karena itu kita tidak heran jika ada orang berkata, seandainya kita masih tinggal di taman eden, mungkin kita tidak harus bersusah payah bekerja seperti ini. Namun saya berani katakan, seandainya pun kita tinggak di taman eden, kita harus tetap bekerja. Karena Allah kita adalah Allah yang terus bekerja, Dia mengerjakan segala sesuatu demi kebaikan kita.
Karena itu saudaraku ketika anda merasakan hidup yang penuh dengan kesusahan, penuh dengan kesulitan, penuh dengan permasalahan, problema, pergumulan hidup dan tangisan yang tak henti-hentinya, Firman Tuhan katakan pada anda saat ini Jesaya 30:19 “Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis”. Saat ini juga saudaraku jika anda merasakan pergumulan hidup yang sangat berat, Allah katakan pada saat ini juga kepada anda “Sungguh, engkau tidak akan terus menangis”. Karena Tuhan mengasihi anda, dan ketika anda berseru kepadaNya, Tuhan akan menjawab anda. Tuhan akan mendengar seruan orang yang beriman. Namun saudaraku ayat selanjutnya mengingatkan kita bahwa ternyata kasih Tuhan itu tidak dinyatakan secara otomatis. Pertolongan Tuhan akan terjadi di dalam hidup anda jika ada pertobatan dan ada pembaharuan hidup. Ketika itu semua terjadi dalam hidup anda, maka berkat Tuhan akan tercurah bagi anda.
Berkat apa saudaraku? Ayat 20 mengatakan kepada kita (dan walaupun…….pengajarmu tidak akan……dst) berkat dalam bentuk tuntunan hidup yang Tuhan berikan, para pengajar tidak akan menyembunyikan diri, tetapi para pengajar itu akan membimbing dan menuntut hidup saudara sampai saudara menemukan jalan yang benar dan terus mengikuti jalan itu” ingatlah saudaraku, bahwa hanya dengan pertobatan yang nabi Jesaya katakan dalam ay. 22 “Engkau akan menganggap najis…….”Keluar!” saya yakin saudaraku tidak ada diantara kita yang menyembah patung, seperti leluhur kita dahulu, tidak ada lagi kita yang menyembag pohon-pohon besar ataupun tempat-tempat keramat. Tetapi sesungguhnya saudaraku, ketika akan tidak mengandalkan Allah dalam hidup anda, melainkan mengandalkan kekuatan anda sendiri maka andalah yang menjadi berhala itu, ketika anda lebih berpengharapan kepada teman, saudara, kerabat untuk menolong anda dan bukan berpengharapan pada Tuhan maka anda menjadikan teman dan kerabat anda itu menjadi berhala. Karena itu saudaraku saat ini, Firman Tuhan menegaskan kepada kita “Serahkanlah hidupmu seluruhnya”.
Saudaraku diayat 23-34 ternyata Tuhan juga melengkapi berkat-berkat rohaninya dengan berkat-berkat Materil. Bukan hanya bagi kita tapi juga bagi semua makhluk hidup. Hasil ladang yang melimpah, sapi dan keledai yang juga mendapatkan makanannya.
Karena itu saudaraku agar semua berkat-berkat Tuhan itu baik yang rohani maupun yang materil akan menjadi kepunyaan kita, tema kita hari ini mengatakan “ Tuhan yang menumbuhkan, Taburkanlah”. Jika kita mau Tuhan menumbuhan kebaikan dalam hidup kita maka kita juga harus menabur kebaikan itu. Bukan kita pula yang menentukan kapan waktunya kita menghasilkan kebaikan itu kembali, tetapi seperti kata invocatio, maka kita harus bersabar menunggu turunnya hujan kebaikan itu daalam hidup kita. Persiapkanlah diri kita untuk menerima hujan kebaikan itu, karena ketika kita sudah benar-benar siap, maka saat itulah Tuhan menurunkannya.
Seperti sebuah lirik lagu “Kulakukan yang terbaikku, Kau yang selebihnya Tuhan selalu punya cara membuatku menang pada akhirnya”. Lakukan dan taburkanlah apa yang terbaik dari diri kita dan selebihnya kita serahkan kepada Allah kita. Amin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ERSADA IBAS JABU

BAHAN SERMON KHOTBAH MINGGU 18 NOV 2018 Invocatio     : “Andiko ulina ras senangna adi kalak si ersenina ersada perarih” (Mzm. 133:1) O...