Bahan sermon klasis pekan
keluarga hari ke-7
Ogen : Ulangan30 : 15 - 20
Kotbah : I Kor. 2 : 6 – 16
Tema : Dewasa Ertimbang
Pendahuluan
Dewasa adalah orang yang
dianggap sudah mampu menentukan pilihannya sendiri, orang yang secara hukum sudah mampu mempertanggungjawabkan
perbuatannya, dan secara biologis sudah cukup umur untuk beregenerasi.Jadi kalau
disebut dewasa ertimbang itu berarti mampu menimbang, memilih atau membuat putusannya
sendiri tentang yang baik dan jahat dan menanggung
segala konsekuensinya.
Isi
Dalam kitab ulangan (ogen), Musa
memaparkan dua pilihan kepada bangsa Israel, baik dan buruk, kehidupan atau kematian.
Siapa yang mengikutkan Firman Tuhan akan diberkati dan siapa yang tidak mengikutkan Firman Tuhan maka ia akan binasa. Musa memperlakukan umat itu
secara dewasa, Musa tak perlu menakuti-nakuti mereka atau membesar-besarkan maksud
dari pemberitaannya atau menjanjikan sesuatu dengan cara melebih-lebihkan,
tetapi apa adanya. Bangsa Israel bebas memilih sebagai tanda bahwa mereka dewasa
dalam berpikir dan beriman. Musa juga tidak memaksa atau mempengaruhi mereka dalam
mengambil sikap menanggapi pesan yang diasampaikan.
Menurut Rasul Paulus, kedewasaan iman berkaitan
dengan kesanggupan seseorang menerima hikmat (kepentaren) Allah. Orang yang
dewasa secara imanlah yang mampu menghargai pemberitaaan akan kebenaran Firman.
Kebenaren dan hikmat itu tidak dapat dipahami orang – orang dunia ini termasuk pengusasa-penguasanya
sebab hikmat itu bukanlah berbicara tetang pengetahuan jaman sekarang,
pengetahuan yang berujung pada kebinasaan. Orang yang dewasa secara iman yang
mampu menimbang apa yang datang dari Allah dan apa yang berasal dari dunia.
Orang yang dewasa adalah orang yang padanya ada Roh Kudus, ia mampu menimbang apa pun tetapi dunia ini takmampu
menimbang tentang dia, seperti ada tertulis, “siapakah yang mampu mengetahui pimikiran
Tuhan dan yang sanggup mengajarkannya?”. Orang yang dewasa secara iman tidak akan
diombang-ambing pengajaran-pengajaran yang datang dari dunia ini.
Aplikasi
Baiklah setiap hamba Tuhan, menyampaikan pesan Allah tanpa dipengaruhi oleh
pengajaran-pengajaran dunia ini yang berpotensi berubah maksud Allah.Jangan terlalu
ambisi untuk membuat orang berubah atau memilih jalannya sehingga hamba-hamba Tuhan
mengada-ngada dalam pemberitaannya. Sampaikanlah apa yang seharusnya disampaikan
yakni kebenaran Firman Tuhan, sebab itulah yang membawa kehidupan. Biarkan umat
memilih dan menimbang sendiri apa yang harus ia lakukan setelah mendengar pemberitaan
itu. Ini semua bias dilakukan jika para pemberita itu dikuasai Roh Kudus, sebab
hanya orang yang dikuasai Roh yang mengerti isi pikiran Allah. Pemberita pesan Allah tidak boleh punya maksud atau kepentingan pribadi
dalam pemberitaannya, kepentingan uang atau keinginan untuk dipuji parapendengarnya,
jika itu ada dalam benaknya penyesatan akan terjadi.
Para pendengar Firman, anak-anak Allah
baiklah hidup dalam kedewasaan iman, supaya mampu menimbang setiap pengajaran
yang ia dengarkan. Bukan asal enak didengar, bukan pula karena pertimbangan masuk akal, dan
bukan pula tergantung dari siapa yang
memberitakannya, pendeta terkenal atau kurang terkenal, bukan itu semua yang
dipertimbangkan orang yang dewasa secara iman, tapi kebenaran yang terkandung dalam
pemberitaan-pemberitaan yang didengar. Kuasa Roh Kudus harus dimiliki setiap
orang supaya mampu membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar supaya tidak
terombang ambingkan oleh pengajaran – pengajaran yang berasal dari dunia ini
yang menuju pada kebinasaan. Dengan demikian kita tidak salah berbuat seperti penguasa-penguasa
dunia yang telah menyalibkan Yesus karena
mereka piker mereka benar (ayat8).
Bujur pdt, Tuhan tetap simasu" pelayanendu
BalasHapus